SURABAYA — Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PW IPPNU) Jawa Timur berharap agar pada perhelatan Muktamar ke-33 NU di Jombang nanti, keberadaan Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi atau PKPT dipertahankan. Aapalagi kepengurusannya telah tersebar di sejumlah daerah.
“Kami meminta Muktamar ke-33 NU nanti tidak menghasilkan wadah baru di lingkungan kampus, cukup dengan memperkuat eksistensi PKPT,” jelas Ketua PW IPPNU Jatim, Etik Rossana Fitry, SPd kepada Muktamarnu.com, Rabu (22/7/2015).
Apalagi keberadaan PKPT IPPNU telah berdiri di masing-masing wilayah dan daerah, terlebih di Jawa Timur. “Di Jatim sudah ada 35 PKPT yang eksis,” jelasnya.
Jika pada muktamar yang akan dilaksanakan di Jombang awal Agustus mendatang membentuk wadah baru, maka kader-kader IPPNU di bawah akan sulit untuk menata diri dan harus menyesuaikan dengan aturan baru. “Apalagi kalau dibubarkan dan dipaksakan masuk ke wadah baru itu, niscaya kader akan mengalami kebingunan dan putus asa,” pintanya.
Selain itu, NU juga harus mengawal hasil keputusan forum nasional setiap badan otonom. “Sebagai pimpinan IPPNU Jatim, kami berharap NU bisa mengawali hasil keputusan kongres yang dihasilkan di setiap badan otonom,” aku Rossa, sapaan akrabnya.
PW IPPNU Jatim akan melakukan berbagai upaya agar hasil Mukatamar NU nantinya justru menggarisbawahi rekomendasi yang dihasilkan sejumlah banom. “Kami mencatat beberapa hal di draf materi muktamar yang tidak sesuai dengan hasil keputusan Kongres IPPNU,” jelasnya.
Salah satunya adalah terkait dengan batas usia aktifis IPPNU. “Kami sepakat PBNU akan melakukan peremajaan usia di dalam IPPNU,” katanya. Akan tetapi di draf materi muktamar, ada pembatasan usia IPPNU maksimal 25 tahun, lanjutnya. Padahal pada keputusan Kongres IPPNU telah dinyatakan bahwa usia IPPNU yaitu 27 tahun. “Karena itu kami berharap agar draf materi muktamar diubah dengan mengikuti hasil keputusan Kongres IPPNU,” pungkasnya. (Rof maulana/s@if)
No comments:
Post a Comment