A-2. ASWAJA ANNAHDIYAH DANTANTANGAN GLOBAL
|
|
Pemantik
|
Nur Khalik Ridwan
|
Fasilitator
|
Mustafied, Ahmad Suaedy
|
Aswaja
an-Nahdliyah sebagai pemikiran dan gerakan menghadapi berbagai tantangan yang
dimensinya global dan nasional. Dari sudut sifatnya, bisa dibedakan menjadi:
eksternal dan internal. Kedua dimensi ini menggerus sistem sosial dan ikut
terlibat dalam proses-proses pemaknaan simbol dan kepentingan dalam pertarungan
social dengan kalangan Nahdliyin.
Dimensi
eksternal, yang global ada dua: pertama, dari sudut ekonomi politik, di
mana kekuatan ekonomi dan politik dunia saat ini berada di tangan kekuatan
kelompok keislaman yang tidak sama dengan Aswaja an-Nahdliyah; di mana kekuatan
dunia banyak dikendalikan oleh poros AS, China, Jepang, Rusia, dan Eropa. Kedua,
dari sudut keagamaan, terjadi benturan-benturan keras seperti dalam kasus
berdarah-darah yang terjadi di Timur Terngah (Suriah, Irak, dan sekitarnya),
yang kekuatan adidayanya ada di tangan Iran, Arab Saudi, dan dalam taraf
tertentu Mesir. Dua kekuatan demikian ikut berpengaruh dalam percaturan global
dan di Indonesia, khususnya kepada masyarakat Nahdliyin.
Dalam dimensi
nasional, secara eksternal, dicerminkan
oleh: pertama, sudut ekonomi dan politik, yang pilar-pilarnya tidak
dimiliki dan dikendalikan gerakan Aswaja an-Nahdliyah, yang ini memperlemah
basis konsolidasi gerakan. Bahkan secara umum, kekuatan Aswaja An-Nahdliyyah relatif
terbelakang dalam hampir semua sektor penting kehidupan: ekonomi, politik,
pendidikan, hingga kesehatan. Kedua, munculnya gerakan-gerakan non-Aswaja
an-Nahdliyah yang melakukan konfrontasi terhadap NU, baik dari gerakan yang
berasis NII, wahhabi, Salafi-Ikhwani, HTI, dan lain-lain. Ketiga,
gerakan kebudayaan yang dikonsolidasikan kelompok agama lain, yang menguasai
sumber daya finansial, pengetahuan, jaringan, infromasi, dan media hampir tak
tertandingi. Gerakan ini beroperasi di
basis-basis masyarakat Nahdliyin melakukan kontestasi dan melakukan
gerusan-gerusan terhadap masyarakat NU.
Dari sudut
internal Nahdliyin, terjadi benturan-benturan, justru dari mereka yang
mengatasnamakan dan menggunakan argumen-argumen Aswaja, untuk melawan dan
membabat tokoh-tokoh NU, di luar batas-batas Ukhuwah Nahdliyiah.Sementara itu
kekuatan Aswaja An-Nahdliyyah belum terkonsolidasikan dengan secara rapi dengan
program yang sistematik dan programatik. Inilah beberapa sketsa tantangan
global dan nasional baik secara eksternal maupun internal.
Dari sketsa demikian,
diperlukan diskusi untuk menemukan pandangan-pandangan dan mengeksplorasi:
1.
Pandangan Nahdliyin terhadap a) realitas
tatanan politik ekonomi global; dan b)
berbagai kekerasan yang terjadi di Timur Tengah, yang mengatasnamakan sekte dan
madzhab, seperti dalam kasus diimur Tengah, agar berbagai distorsi pertarungan
global dapat diblokade dan hal serupa tidak terjadi di Indonesia.
2.
Pandangan Nahdliyin terhadap a) situasi
sosial nasional; b) konfrontasi yang dilakukan
gerakan-gerakan-non Nahdliyin yang membabat-babat NU, baik dari sudut tradisi,
gerakan pemikiran dan lain-lain, yang fondasinya digerakan oleh ideologi
Wahhabisme; c) Pandangan Nahdliyin terhadap gerakan-gerakan
di basis-basis masyarakat NU, yang dilakukan oleh agama-agama lain.
3.
Pandangan Nahdliyin terhadap gerakan
purifikasi Aswaja, yang tidak dihubungkan dengan an-Nahdliyah yang berkembang
di sebagian kalangan NU sendiri, dan bagaimana mencari pemecahannya.
No comments:
Post a Comment